Mataram – Kamis, 24 Juni 2021, kegiatan tahunan Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HMHI) UNRAM kembali dilaksanakan. International Relation Talks (IRTalks) merupakan program kerja wajib dari divisi Human Resource Development (HRD) HMHI UNRAM. IRTalks umumnya membicarakan topik-topik menarik dengan tema ke-HI-an. Hubungan Internasional sendiri merupakan program studi dengan banyak sekali cabang keilmuan di dalamnya, karena ilmu yang luas dan tidak terbatas sebagai bagian dari masyarakat HI, IRTalks kali ini dilaksanakan dengan tema “Learn about Sociopreneurship : Maximizing Social, Economy, and Green Politic Impact Through Your Bussiness” dengan fokus tentang masalah ekonomi yang berjalan beriringan dengan isu lingkungan, sosial dan politik.

IRTalks kali ini mendatangkan pembicara dari ECOXYZTEM, suatu lembaga yang secara khusus mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan fokus terhadap isu-isu lingkungan dan mengangkatnya melalui start-up atau perusahaan rintisan tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa usaha-usaha yang memerhatikan isu-isu lingkungan masih jarang dikembangkan mengingat fasilitas yang masih jauh dari kata cukup untuk membuat usaha rintisan bisa mengembangkan kegiatan bahkan usaha dengan mengangkat isu-isu lingkungan.

Pembicara pertama yaitu Andreas Pandu Wirawan atau bisa dipanggil Bang Pandu menyampaikan bahwa climate changes bukan saja mempengaruhi lingkungan namun juga ekonomi dan sosial. Climate changes tentu saja disebabkan oleh banyak faktor mulai dari polusi-polusi yang menyebabkan suhu meningkat, kualitas air dan udara menurun serta keasaman tanah pun meningkat. Indonesia sendiri menghasilkan lebih dari 200 ton sampah yang akan meningkat 3% setiap tahunnya. Ecopreneur hadir untuk menyikapi permasalahan sampah yang bisa didaur ulang serta menciptakan teknologi ramah lingkungan demi sustainable economic dan environmental friendly socio-economic development.

Pembicara kedua yaitu Denisa Rizkiya atau Kak Denisa sendiri menyampaikan beberapa hal mengenai Stakeholder Innovation and Entrepenurial Ecosystem Mostly Environment Issues. Pembahasannya mencakup hal seperti lingkungan, polusi, serta dampak-dampak dari limbah pabrik. Solusi untuk menghindari isu-isu sosial disekitar harus diteliti dari akarnya. Perkembangan sebuah produk mengikuti kebutuhan dan isu-isu yang perlu diatasi dan ditingkatkan. Inovasi di negara kita ini sangat banyak namun, investor-investor memburu yang profitnya lebih cepat dan berlimpah. Maka, pihak start-up haruslah mempresentasikan ecopreneur dengan sangat baik sehingga bisa tetap menjunjung isu lingkungan dan tetap bersifat investable sehingga para investor lebih tertarik. Stakeholder sendiri dibutuhkan dalam mewujudkan masalah socio-economic serta ekosistem yang semakin hari semakin jarang diperhatikan.

Pembicara terakhir yaitu Ratna Ningrum Sudaryo membahas Awareness dan keterlibatan masyarakat dalam ecopreneur usaha lingkungan untuk masyarakat sipil yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan setiap harinya. Isu lingkungan adalah isu yang cukup ringan karena berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut mulai dari kontribusi dari pemilahan sampah mentah itu organic atau non organic yang di kehidupan sehari-hari sangat sering dijumpai, namun kemampuan mengolah resource yang kita miliki tidak sebanding akibat sarana yang kurang.

Membahas tentang echopreneur yang merupakan isu international yang merupakan topic hangat juga di masa sekarang ini terutama ketika kita mengetahui bahwa echopreneur sangat melejit popularitasnya belakangan ini. Eco Tech bisa dimulai dengan mencari ide-ide mengenai isu lingkungan disertai solusi dan produk yang investable. Dari hal itu, kawan-kawan diharapkan mulai mengumpulkan ide-idenya dan dikembangkan serta dikemas dengan kemasan yang baik kemudian mencari peluang-peluang dengan bekal ide tersebut.

Materi- materi tersebut menjadi topik yang sangat menarik untuk kita semua, mengingat kita yang masih di usia dimana ingin melakukan semua hal yang bisa dan bahkan mungkin dilakukan di masa muda. Permasalahan di dunia sangat menarik, tapi terkadang sulit untuk menyeimbangkan antara apa yang ingin kita lakukan dengan kemampuan itu sendiri, mulai dari echopreneur lebih sederhana dengan mengangkat isu lingkungan. Sebagai pemikir HI kita harus bisa melihat dengan sudut pandang helikopter yang bisa memandang dari semua sisi serta dapat menaungi teman-teman untuk bisa mendalami isu lingkungan.

Kita tidak bisa mendapatkan hasil nyata setelah melakukannya untuk beberapa saat, inilah yang disebut sebagai proses. Bang Pandu sebagai pembicara memberikan closing statement yang sangat berbobot dan related dengan apa yang mahasiswa rasakan. “Apapun yang kalian inginkan eksplor seluas-luasnya”, “Dan dalam ini hal yang menurut kalian cocok disana”, Kak Denisa menambahkan. Terakhir dari Kak Ratna menambahkan, karena kita adalah lulusan HI yang masih bingung akan masa depan yang menanti kita, sudah pasti kita harus memikirkan matang-matang kearah mana nanti kita akan berfokus. Menjadi sosiopreneur itu harus didasari dengan panggilan hati, karena isu-isu lingkungan lumayan sulit diatasi dengan keadaan lingkungan terutama karena perbedaan pola pikir dari manusia. Pada akhirnya, semua isu pasti akan meyangkut isu lingkungan juga nantinya.

Penulis : Ni Kadek Astrid

Editor : Ahmad Ghufran Akbar

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *