Mataram – IRMD (International Relation Monthly Discussion) yang merupakan salah satu kegiatan diskusi bulanan mahasiswa/i Hubungan Internasional Unram kembali diadakan pada tanggal 25 Februari lalu dengan mengambil tema yang hingga detik ini masih ramai dan hangat diperbincangkan oleh dunia internasional. IRMD Februari mengambil judul “Intervensi Militer Rusia di Ukraina: Are We Welcoming a Cold War?” dengan didampingi oleh salah satu dosen kami yakni Pak Hafid Adhim Pradana M.A sebagai pemateri. Kegiatan ini berlangsung secara hybrid yaitu menggunakan platform Zoom Meeting dan juga secara tatap muka di Gedung Soebiyanto FISIPOL Universitas Mataram.

Pembahasan awal materi yang disampaikan oleh moderator ialah mengenai keadaan yang sedang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini. Kemudian, acara diambil alih oleh Pak Hafid dan mulai menjelaskan asal usul permasalahan secara beruntut yang menjadi pemicu konflik kedua negara tersebut. Pemateri mulai menjelaskan mengenai permasalahan awal mula konflik Rusia-Ukraina yang sudah dimulai dari tahun 1990. Beliau menjelaskan bahwa setelah bubarnya Uni Soviet pada tahun tersebut, kedua belah pihak baik Rusia maupun Ukraina akhirnya memutuskan untuk berpisah dan berdiri sebagai negara sendiri. Kemudian pada tahun yang sama, Ukraina pergi mendekat ke arah Barat dan melakukan penandatanganan dengan The Partnership and Cooperation. Pemateri melanjutkan awal mula konflik yang terjadi pada tahun 2000, yakni ketika Ukraina semakin mendekat ke Barat dan menandatangi Association Agreement pada tahun 2008. Keberadaan Association Agreement menjadi awal mula bagi Ukraina untuk mendapatkan akses masuk ke dalam zona perdagangan bebas Uni Eropa. Rencananya, Association Agreement akan diratifikasi oleh Ukraina pada tahun 2013. Masih belum menemukan titik terang, pada tahun 2010 presiden Ukraina yaitu Yanukovich naik untuk menggantikan Yuschenko dan pada masa pemerintahannya ditahun 2013, ia membatalkan adanya Association Agreement. Kemudian, Yakunovich mundur dan digantikan oleh Poroshenko pada Februari 2014 dan Association Agreement kembali dilanjutkan.

Konflik antara Rusia-Ukraina tidak kunjung usai dan tidak memiliki titik temu, hingga pada Januari 2021 Presiden Ukraina yaitu Zelensky meminta Presiden AS, Joe Biden, untuk membantu Ukraina bergabung dengan NATO. Rencana bergabungnya Ukraina dengan NATO membuat Rusia merasa terancam. Karenanya, pada April hingga September 2021, Rusia mulai menempatkan pasukan militer di perbatasan timur Ukraina. Kemudian pada 17 Desember 2021, Rusia mengajukan tuntutan agar NATO menghentikan aktivitas militer di Eropa Timur dan Ukraina. Puncaknya adalah pada tahun 2022, dimana pada 17 Januari pasukan Rusia mulai berdatangan di Belarusia di wilayah utara Ukraina untuk latihan militer gabungan. Hal ini menyebabkan NATO meningkatkan kesiagaan mereka serta mengerahkan kapal perang dan pesawat tempur mereka ke wilayah timur Eropa.

Diskusi mengenai konflik Rusia-Ukraina kali ini menggiring berbagai opini dari beberapa mahasiswa tentang bagaimana peran dari dunia internasional terkait dengan isu ini. Akankah konflik ini memicu terjadinya perpecahan Perang Dingin atau Perang Dunia?

“Marilah kita lihat perkembangan mengenai konflik ini karena masih belum bisa diprediksi kebenarannya hingga saat ini,” pesan Pak Hafid. Beliau juga mengatakan mengatakan kemungkinan mengenai perang yang akan dilakukan oleh Rusia-Ukraina ini karena perang dunia umumnya melibatkan negara-negara yang tergabung dalam aliansi militer.

Hingga saat ini, Ukraina memang masih belum bergabung dalam NATO. Akan tetapi, NATO cukup gencar memberikan bantuan peralatan militer ke Ukraina. Sedangkan di sisi lain, Rusia sejauh ini mendapatkan dukungan China terkait konflik dengan Ukraina. China lebih memilih agar konflik dapat diselesaikan secara damai, dan sejauh ini tidak memiliki rencana untuk mengirimkan peralatan apalagi pasukan militer mereka.

Penulis : Putri Komala

Editor  : Silmi Fadhlina

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *